Lebaran Rasa Corona


Lebaran kali ini sepi sekali. Suara tokek, jangkrik dan tenggoret yang mendominasi. Sepertinya merekalah yang sedang merayakan lebaran. Bukan kami.
Siang tadi Sonia pun mengomentari suara ayam betina yang berkotek mencari anaknya. Kata Sonia, dia berteriak: mohon maAF! mohon maAF! Imajinasinya yang tak tertebak membuat saya terbahak-bahak sambil menemaninya makan siang.

Tak ada acara saling berkunjung kesanak saudara. Apalagi salam salim saling jabat tangan. Semua terasa aneh. Sonia sampai bertanya: sepertinya ada yang kurang ya ma? Kalau lebaran itu biasanya gimana sih ma?
Anak yang belum genap 7 tahun ini ingatannya masih pendek untuk peristiwa setahun yang lalu di momen lebaran seperti ini. Karena kami biasanya sering pulang ke rumah embahnya. Jadi lebaran atau tidak, pergi kesana adalah sesuatu yang indah dan menyenangkan semuanya.
Biasanya kalau lebaran kitakan nganter embah ke mana-mana muter-muter ke rumah Saudaranya, dek? Inget nggak? Lalu saya menyebutkan beberapa kota yang biasa kami sambangi ketika hari raya. Dan dia nggak paham karena belum peduli hal itu.

Semua diam di rumah. Sholat ied di rumah. Apalagi si kakak nggak ikut jamaah sholat ied. Formasi sholat hanya 1 – 2. Biasanya 1 – 3. Ramadhan kali ini kakak dapat cuti banyak. Seperti kebanyak perempuan yang tak dapat kepala Ramadhan bisa dipastikan nggak dapet buntutnya juga hehehe. Total hutang puasanya 13 hari! Sedangkan mamanya cuma 6 hari. Dia meringis ketawa kalau inget beban bayar hutangnya ? Tenang kak. Nanti mama temani…

Soal hidangan, saya tetap memasak opor ayam. Kata Sofia, lebaran itu yang ditunggu-tunggu makanannya. bukan kue-kue lebarannya. Itu membuat mamanya semangat ngopor. Nggak nyangka dia memuji masakan mamanya di story instagramnya ? Makasih ya kak..
Yang disayangkan, ketupat matang pesanan saya tidak baik hasilnya. Begitulah resiko beli online. Not a big deal. Maka kami lupakan. Ada Nasi.

Semalam saya tidur cepat. Jam 9 sudah meyakinkan diri harus tidur! ya karena malam kemaren saya tidak bisa tidur. Sejak jam 1 pagi saya sudah terbangun. maka saya habiskan dengan membaca Jane Ronan dan Edwin Carter lagi. Argh!! Kisah mereka tengah menyedot konsentrasi saya dua hari ini. Itu yang kubenci dari membaca, kalau dapet bacaan menarik, keimanan saya porak poranda. Saya menjadi malas melakukan kewajiban seperti masak, dan sebagainya. Tapi yang membuat saya melayang: Suamiku selalu membiarkan aku tidur larut ketika melihat istrinya asyik membaca. Itu lah bagian manisnya :^
Mungkin dia tahu susah memberi bacaan yang saya anggap bagus buat saya. Tidak semua yang dia baca dia anggap bagus akan saya anggap bagus saat dibaca. Mbulet kan? Tapi saya pendengar yang baik. Ya, saya sedang memuji diri saya sendiri. Silahkan mencibir ? Saya lebih suka suami saya bercerita tentang buku yang sedang dia baca. Dia bukan sengaja menceritakan untuk saya, tapi karena begitulah dia. Aku rasa dia hanya ingin berbagi kisah-kisah yang dia anggap menarik untuk dibicarakan bersama saya. Dia tidak mau menyimpannya sendiri. Mungkin itulah salah satu yang menyebabkan kami tak pernah bosan bersama selama 15 tahun ini. Ya, selama 15 tahun menikah, dia hanya menghabiskan kerja kantoran di luar rumah tak sampai 2 tahun pertama setelah menikah. Setelahnya dia memutuskan kerja di rumah. Jadi, peristiwa pandemi yang luarbiasa ini tidak begitu berpengaruh bagi kami yang sudah terbiasa di rumah saja. Ditambah pengalaman anak-anak kami juga homeschooling. Si kakak menghabiskan masa SDnya hingga kelas 1 SMP dengan belajar di rumah. nggak sekolah. Adiknya juga.

Sebelum sholat subuh saya memasak opor ditemanin Suami. Setelah Subuh Sonia dan kakanya bangun. semua sudah mandi kecuali kakak. Lalu pukul 6:30 kami sholat ied bertiga. Setelah itu kami sarapan. Ganti baju. Sungkem keluarga. Phota photo dilanjutkan video call an dengan keluarga besar. Sebuah hari raya yang aneh bukan? Ya tentu saja kalian juga mengalaminya. Semoga pandemi corona ini segera berlalu, dan tahun depan kita semua bisa menikmati Ramadhan dan berlebaran dengan suasana dan kehangatan yang sebenarnya. Aamiin YRA.

Selamat Hari Raya Idhul Fitri 1441 H
MOHON MAAF LAHIR DAN BATIN


Tinggalkan Balasan