Kemana Sambal Pohon Cabe?


Sambal_favorit

Namanya sudah jatuh cinta ya begini ini. Only you deh. Cuma kamu yang
aku mau pokoknya. Dan ini terjadi juga pada kami, saya dan suami.
Masalahnya bukan cinta sama orang, tapi kami jatuh cinta sama sambel.

Ya.
Sejak kami baca artikel tentang sebuah merk sambal di Kompas yang konon
tanpa bahan pengawet dan pewarna, kamipun kalau ke supermarket pasti
hunting sambal satu ini. Mereknya Sambal Istimewa Pohon Cabe. Kabar
dari koran menyebutkan sambal ini masih beredar terbatas. Hanya
terdapat di supermarket dan telah menjadi langganan restoran-restoran
dan hotel-hotel. Dengan kata lain ini sambal kelas menengah.

Bukan karena sambal kelas menengahnya yang menjadi alasan kami,
tetapi satu-satunya sambal tanpa tambahan bahan pengawet dan pewarna
itulah yang menjadi alasan utama. Karena kami sedang berusaha hidup
sehat dengan makanan-makanan yang sedapat mungkin sehat pula.

Setiap mampir ke supermarket maupun hypermarket kami selalu
menyempatkan diri mencari sambal satu ini. Pernah ke Carefour tidak
nemu akhirnya kami dapatkan di Giant Kalibata yang malahan supermarket
terdekat dari rumah kami. Sejak itulah kami menjadi konsumen setia
Giant untuk membeli sambal Pohon Cabe.

Kenikmatan dari rasa pedas manis dan asin yang sangat mantap di
lidah menjadikan makanan kami serasa uenak semua. Ditambah secara
psikologis kami merasa menyantap sambal yang sehat menjadikan kami
pecandu sambal ini. Bahkan kami senang mempromosikannya ke handai
taulan dan sahabat lewat mulut ke mulut. Kamipun menjadikan sambal
seharga 8.000an pr botol 330 ml ini sebagai buah tangan di kampung
karena yang menerima juga merasa senang dan puas. Apalagi sambal ini
menurut sumber di internet baru terdapat di Jakarta dan Bandung padahal
sudah mengekspor ke Korea juga Amerika.

Masalah muncul minggu-minggu ini. Kami terbiasa menstock sambal
kami. Walau belum sampai habis, kami pasti sudah mencarinya lagi.
Karena sering kali kami lihat stock sambal ini sedikit sekali
dibandingkan sambal atau saos-saos yang lain. Nah, waktu sambal kami
hampir habis kami mulai mencari lagi di Giant Kalibata namun tidak
menemukannya. Kesetiap supermarket yang kami datangi juga, nihil.
Sampai akhirnya sambal yang telah kami koret-koretinpun habis samsek
(sama sekali). Karena sudah nyandu saya pun mengirim SMS untuk layanan
konsumen yang tertera di botol sambal.

Keesokan harinya kami mendapat balasan yang bunyinya:

Kemungkinan brg kosong dan blm d order. coba d carrefour,hero,giant,yogya lainnya.

Pesan
tersebut sangat singkat namun kami puas dengan tanggapan atau pelayanan
yang diberikan. Kamipun kini sedang dalam pencarian sambal tercinta
kami. Dan sebagai gantinya untuk sementara saya buatkan suami sambal
terasi :D. Mbok Siyah Matreng. Lombok terasi uyah tomat digoreng ๐Ÿ˜€
(cabe rawit, terasi, garam, tomat digoreng) diuleg di atas cobek yang
terbuat dari tanah. Sedappp! ๐Ÿ™‚


11 tanggapan untuk “Kemana Sambal Pohon Cabe?”

  1. Kalo dari balasan SMS Pohon Cabe sih kayaknya nggak ada bu.. ๐Ÿ˜€
    Btw akhirnya kami udah nemu lagi di Giant Kalibata kemaren. Kami langsung borong 2 heee.. habisnya di rak cuma ada 6 botol j.

  2. info: Sekarang yg kemasan 330ml harganya 11rb an. Malah sekarang ada kemasan botol kaca yg lebih besarr tapi lupa volumenya. Sekarang (lagi) kami beli yg kemasan botol plastik ukuran 140ml, lebih praktis buat diatas meja makan ๐Ÿ™‚

  3. Nomor teleponnya berapa ya, Mbak? Kemarin saya datang ke Giant katanya sudah tidak akan masuk lagi ke Giant. Soalnya Pohon Cabe ini setahu saya hanya mensuplai satu hypermarket besar saja. Waktu tersedia di Carrefour, di Giant tidak ada. Begitu di Carrefour menghilang, ternyata muncul di Giant. Sambal ini memang paling mangtabs ๐Ÿ˜€

Tinggalkan Balasan