(Pokoknya) Tuhan itu Baik: Edisi Tuhan pun Sayang Pembohong


Kaget dengan judulnya? hehehe…

Suatu ketika seperti biasa saya mengantarkan dia tidur ke kamarnya sendiri. Gak selalu saya sih…kalau sayanya sudah ngantuk berat biasanya Suami langsung ambil alih. Dari pada saya nidurin dia tapi dengan hati kesal hahaha. Suami dan Sofia sudah hapal, kalau saya ngantuk pasti mecucu xixixi.

Ok, lanjut. Setelah bacain buku saya suka bertanya padanya: “Apa ada yg ingin Sofia tanyakan pada mama?” Lalu dia diam sejenak. Kemudian dia bertanya: “Jadi Allah itu sayang semua orang ya, Mah?”

Saya tersenyum lebar. Saya paling suka kalau dia bertanya. Tapi sungguh, seketika itu pula otak saya berputar-putar kesana kemari sebelum kemudian saya menjawabnya: “Iya, nak. Allah itu sayaaang banget sama semua orang. Mau orang kulitnya putih, kulit item, kulit coklat kayak kita, semua Allah sayang. Mau agamanya Islam, Kristen, Budha, Konghucu, Katolik, dan agama2 lainnya semua Allah sayang. Kan semua ciptaan Allah.”

Sofia manggut-manggut dengan mata menerawang dan saya terdiam lagi.

Lalu tiba-tiba saya kepikiran untuk bilang: “Bahkan Allah sayang juga lho Nak sama seorang pembohong..”

Duarrr! Saya sendiri kaget kok saya bilang begitu hahaha apalagi Sofia: “HAH?! Masak sih, Mah?” Wah..bisa lama ni ngobrolnya nggak tidur-tidur..

“Iya, nak. Saking sayangnya Allah sama ciptaanNya, bahkan Allah pun sayang dengan orang yg pembohong.”

Sofia menyimak sambil mlongo. Dan saya pun menjelaskan dengan tempo yang sepelan-pelannya.

“Buktinya…emmm..anu..kalau Sofia lagi berbohong…pasti perasaan Sofi nggak enak kan? Trus…Sofia pasti takut kalo ketahuan bohongnya, iya kan? Pokoknya nggak enak banget deh. Nah…Allah membuktikan bahwa Dia sayang juga sama pembohong itu dengan cara menciptakan PERASAAN TIDAK ENAK DAN TAKUT itu. Tujuannya apa? Biar si pembohong itu segera minta maaf, segera berkata jujur biar hatinya nyaman lagi, lega. Iya kan?”

Sofia klugat kluget manggut-manggut: “Oooh..gitu ya, Mah?”

“Iya, sayaang…”

Lalu kami terdiam. Kemudian kembali saya bertanya: Sudah belum?

“Sudah, Mah..”

Ritual menjelang tidur pun berlanjut: berpelukan erat, saling cipika cipiki, berdoa, salam dan…sambil tutup pintu “Good nite, Mama!” “Nite-nite, Sofia!” 😀

ohya, saya baru inget. Motif saya ngomong begitu sama Sofia gara2 dia ketahuan bohong kecil soal apa gitu, lupa. Dan saya bilang begitu agar dia menjadi anak yang beranggapan bahwa BOHONG ITU TIDAK NYAMAN MAKANYA HARUS DIHINDARI. Dan dia akan lebih memilih menjadi anak yang jujur karena itu perasaan yang paling nyaman dan benar. Sekian.

 


Tinggalkan Balasan