Saya kaget, pas baca twit seseorang ternyata hypnoparenting itu paling oke dilakukan ketika: anak sedang bermain, beribadah dan menjelang tidur. Kagetnya karena kami telah lama melakukan yg ketika beribadah itu. Kalau yg menjelang tidur sih sudah pada familiar ya?
Kami melakukan ini sejak usia Sofia 4th (kini 6th). Motif awal kami adalah ingin membentuk konsep diri Sofia yg positif dng cara melaporkannya pada Tuhan bahwa Sofia telah melakukan hal2 yg baik dan telah menjadi anak yang baik. Apa saja itu (?) kami sebutkan dengan rinci! Contohnya:
- Ya Allah… alhamdulillah Sofia sekarang sudah tidak ngompol lagi
- Ya Allah… alhamdulillah tadi Sofia mencuci piringnya sendiri
- Ya Allah… alhamdulillah tadi Sofia rajin sekali bantuin mama nyapu dengan bersih
- Ya Allah… alhamdulillah tadi tanpa disuruh Sofia mematikan sendiri tvnya pas alarm sudah berbunyi
- Ya Allah… terimakasih telah menjadikan Sofia anak yg rajin, baik terhadap ortu dan teman2nya
- Ya Allah… terimakasih Sofia sayang sama ayamnya dan tadi sudah memberinya makan dan minum, bla bla bla…
Kami tidak ragu dan malu untuk mengatakannya serinci mungkin. Dan hal itu kami lakukan ketika kami selesai sholat. Baik berjamaah (saya, suami dan Sofi) maupun ketika Sofia nggak mau ikut sholat. Bahkan ketika saya sholat sendiri ketika suami tidak di rumah.
Alhamdulillah karena suami juga kerja di rumah, jd kami berdua selalu sholat berjamaah. Karena juga prinsip suami saya ketika kami bersama kami harus berjamaah.
Soal Sofia yg kadang nggak mau ikut sholat bareng, kami punya aturan sendiri: yaitu Sofia boleh nggak ikut sholat tp harus berada di kamar (kini Mushola) tempat kedua ortunya melaksanakan sholat.
Kami bukan tipe ortu yg suka memaksa anak melakukan hal2 wajib yg notabene baru berlaku bagi orang baligh. Contohnya ya sholat itu. Tapi kami tak pernah lalai untuk mengingatkan Sofia tentang wajibnya sholat bagi seorang muslim. Yg ini nanti saya tulis di postingan tersendiri.
Kembali ke topik awal. Sungguh luar biasa! Namanya bocah. Ketika dia gak ikut sholat, dia akan pecicilan bertingkah semaunya sendiri lah di dalam kamar/mushola tempat kami sholat. Namun ketika tiba saatnya kami berdoa dengan suara dikerasin dikit kami laporkan pada Tuhan hal2 positif apa saja yang telah Sofia lakukan dihari ini, seketika bocah itu berhenti. Terdiam. Menyimak. Kami pun pura2 tidak melihatnya. Tapi sungguh terlihat airmukanya yang bangga akan dirinya. Dan juga dia senang ortunya melaporkan pada Tuhan bahwa dia memang anak baik. Hal itu akan tertanam dalam alam bawah sadarnya untuk mengulangi hal-hal baik tersebut.
Tapi ingat! Jangan sesekali menyebutkan hal2 buruk yang telah anak lakukan. Karena kami percaya itu menyakiti hatinya. Dan dia akan berpikir bahwa Tuhan itu jahat!
Ya, sebagai ortu kita memang harus jeli melihat kelebihan, kebaikan, dan hal2 positif yg ada pada anak. Sekecil apapun itu. Jadi ortu memang harus kreatif 🙂
3 tanggapan untuk “(Pokoknya) Tuhan itu Baik: Edisi HypnoParenting”
Tulisan-tulisan mbak sangat bermanfaat.terimakasih ya mbak.
Aduuhh jd malu ^_^ samasama mbak…
wah, sangat mengsinspirasi mb… saya moms dari 2 anak laki2… yg gede usia 2 tahun satunya usia 1 tahun… bener2 lagi menggali sebanyak2nya ilmu parenting nih… makasih sharing-nya mb…