Berikut ini saya rangkumkan sharing dari mbak Nia Uamar di Twitter (@housniati) tentang alasan mengapa banyak pakar menyusui tidak menyarankan penggunaan dot. BEliau adalah Public Health Student & Deputy Chairwoman of Indonesian Breastfeeding Mothers Assosiation @AIMI_ASI.
——-
Mo sharing dikit ttg kenapa banyak pakar #menyusui tdk menyarankan penggunaan dot;
(1) Alasan terlazim: karena bikin bingung puting.
(2) a.Mungkin bayi kita bisa bolak balik ganti2an pake dot & balik nyusu ke payudara, tapi perlahan2 biasanya produksi asi ikut drop. Kenapa?
b. Krn mekanisme bayi menghisap botol dgn menyusu di payudara itu beda. Bayi mencari ‘aliran’ yg deras & botol fasilitasi itu…
c. Jika payudara tidak bisa imbangi derasnya ‘aliran’ dari botol itu,maka produksi ASI perlahan2 akan turun. Badan kita ‘kalah’ dengan botol.
(3) Dot lebih sulit dibersihkan dibandingkan penggunaan gelas kecil.
(4) Dari perspektif isu lingkungan; penggunaan dot tdk ramah lingkungan krn terbuat dari plastik & perhatikan jg jenis2 plastik
(5) Penggunaan dot yg jg ada pengaruhnya ke perkembangan otot & rahang mulut bayi. Krn mekanismenya yg beda tadi dgn menyusu .
(6) Ada busui yg beruntung produksi ASI ngga drop biar pun anaknya pake dot.Tp penting utk diingat,tdk semua pasang ibu-bayi sama ya 😉
(7) Penggunaan gelas kecil memang rasanya tdk mudah. Tp bs dilakukan, dgn komitmen, kemauan & berpikir positif. Cek vid:http://bit.ly/r5fQcD
(8) Ada yg bilang jika proses menyusui udah mantap antara ibu-bayi; bisa pake dot? Bisa ya & bisa tidak. Krn bisa jd bayi ngga papa tapi produksi ASI drop.
(9) Saran saya, drpd resikokan hal yg tdk pasti, lebih baik hindari dot. Spy proses menyusui lancar sampe tujuan yg diharapkan 🙂
(13) para #busui yg mungkin ‘terjebak’ dgn kondisi bayi menolak menyusu/tiba2 produksi #ASI drop, segera hub #KonselorMenyusui yaa